Hai Bian, Ingin sekali
aku menyapamu seperti itu lagi,
Sejak hari itu, aku
bahkan lupa cara menatapmu dengan benar..
Aku lupa cara
menyapamu dengan benar..
Bahkan tanpa kusadari,
semuanya menjadi berbeda sejak hari itu..
Sejak hari itu, sejak
rasa ini ada..
Aku merasa aku
berubah, Aku kehilangan siapa aku yang sebenarnya..
Dan Aku kehilangan
kamu yang membuatku jatuh cinta seperti ini..
Mungkin aku berubah
karna persepsi yang kubangun tentangmu Bi, tentangmu dan tentangmu..
Kadang aku rindu
memanggil namamu dengan lengkap seraya bersorak segembira dulu,
Bahkan aku rindu,
melewati setiap detik kita bersama dengan tidak ada canggung seperti ini..
Apakah aku salah karna
mencintaimu Bi?
Apakah aku harus
membuang dan membakar rasa ini jauh-jauh?
Bian, katakan padaku
caranya. Sejak saat itu, sejak kamu berubah bahkan aku merasa aku melupakan
banyak cara hanya karna terbawa pikiranku tentang kamu.
Bahkan aku tidak
pernah memperlihatkan jika Aku mencintaimu, tapi kau sudah menjauh..
Aku berusaha
mencintaimu dalam diamku Bi,
Berusaha untuk tidak
terlihat care meskipun sejatinya hanya kamu yang ada difikiranku..
Berusaha mengajakmu
tertawa dengan guyonan bodoh, meskipun tanpa kamu tau itu adalah caraku untuk
bisa terus melihat tawamu, tawa yang selalu menari di pelupuk mataku..
Kadang, setiap detik
di setiap celah yang pernah kita lalui berdua, mengundang rasa hangat dipelupuk
mataku, Aku merindukanmu Bi..
Kadang, rasa khawatir
tentangmu serta merta datang bak hujan badai, Aku tidak bisa menghalaunya, tapi
Aku merasakannya sangat penat..
Namun ketika detik itu
datang, ketika aku harus dihadapkan kepada kamu yang berusaha bersikap dingin
ketika bertemu denganku, hal itu membuatku semakin sakit..
Jika aku boleh protes
Bi,
Jangan kamu bertindak
sehangat itu dulu, Aku ini hanya wanita biasa, Aku tidak akan luput dari
kenyamanan yang diberikan lelaki..
Aku tidak akan bisa
mengelak ketika aku merasakan pundakku nyaman karna kehangatan darimu,
Jujur, dulu aku tidak
meresponmu.. karna Aku tau, kamu terlalu sempurna untuk menjadi khayalanku..
Kamu terlalu diidamkan
wanita-wanita hebat lebih dariku diluaran sana, Aku tau..
Tapi kenapa, kenapa
nyamanmu selebih itu.
Aku tidak bisa
mengelak, bahkan ketika sekarang kamu telah menyulap dirimu menjadi sedingin
balok es, bahkan aku hanya bisa membeku dengan sisa kehangatan yang dulu kamu
berikan..
Bian, bisakah kau
katakan padaku bila rasa ini salah? Bisakah kau lakukan itu padaku?
Aku lelah Bi, aku
hanya ingin menyerah kalau aku bisa..
Aku tidak tahu apa
yang Tuhan gariskan diatas sana, aku buta akan semua itu..
Hanya saja, bolehkah
menjadi kamu yang dulu? Bolehkah?
Apakah aku salah jika
aku memedam rasa ini? Mengagumimu dari jarak jauh seperti ini bahkan kamu
merasakannya dan hatimu menjadi sedingin itu.
Lewat surat ini, aku
hanya ingin minta maaf jika perasaanku membuatmu tidak nyaman. Meskipun aku
tidak pernah berusaha memperlihatkannya ketika dihadapanmu,
Aku mohon, Maafkan
aku..
Aku harap kau tidak
melupakan aku sebagai sahabatmu,
Terima kasih atas
semuanya Bi,
Bian Pratama.
Renia Astari, sahabatmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar