Rabu, 23 Oktober 2013

Ikhlaskan Cinta ...

 Title : Ikhlaskan Cinta ...
Genre : Teenlit
Cast : Bisma Karisma & Christy Saura
Author : Arisa Kanagaki (@Rizha_official)

------------------------------------------------------
Kulakukan yang terbaik yang bisa kulakukakan..
Karna Tuhan yang tau ku cinta kau...
------------------------------------------------------


Cinta memang tak harus memiliki. Cinta itu terasa dalam bilik hati seseorang dan ditujukan untuk seseorang. Sekuat dan sedalamnya cinta yang dirasa namun apabila tak dibalas maka apalah daya.


"Chrisss cepetan dong. Lama banget sih" suara lantang dan terdengar serak itu seakan meraung meminta. Christy yang sedang mengenakan sepatu cats-nya pun segera berlari kearah pemuda itu.

"Sabar kenapa sih. Loe itu gak sabaran banget tau.." dumel Christy sambil duduk dibelakang motor satria milik pemuda yang tadi meneriakinya itu lalu mengenakan helm mini milik sahabatnya juga.

"Bawel loe ah.. Pegangan" pemuda itu segera mengaitkan tali helmnya lalu menyalakan sepeda motor Satria miliknya. Christy hanya mendengus kesal lalu berpegangan pada perut pemuda itu.

Sepanjang perjalanan tak ada obrolan diantara kedua sahabat ini. Sahabat yang sudah bersama sejak 6 tahun yang lalu itu, Bisma dan Christy. Keduanya berasal dari keluarga yang beda. Bisma berasal dari Bandung, sedangkan Christy berasal dari Manado. Keduanya bertemu saat sama-sama memasuki sekolah musik di Jakarta. Pertemuan mereka semenjak di Sekolah Menengah Atas itu memang terjalin mulus sampai sekarang keduanya sudah menginjak semester ke-6 di kampus musik terbaik di Indonesia.

"Bis loe mau kemana sih? Hari ini gak ada jadwal kuliah tau" protes Christy yang masih berpegangan erat bahkan terlihat mesra, namun tak ada yang cemburu karna ini sudah biasa bagi keduanya.

"Bawel loe ah. Loe temenin gue yaa.. Udah diem, gue mau gasfull" ucap Bisma sambil melirik dan tertawa kecil. Christy mengangguk dan mengeratkan pegangannya, ehm lebih tepatnya disebut pelukan.




***
Bisma memberhentikan motornya disebuah bar. Sebuah tempat yang sangat sepi memang bila dikunjungi diwaktu yang sesiang ini, jam 1 siang. Huff~

"Bis.." panggil Christy sambil melepas helmnya.

"Loe gak salah ngajak gue? Ngajak ke bar siang-siang begini, lagi dibersihin kali biss~" protes Christy. Bisma terkekeh lalu menarik Christy setelah sebelumnya memakirkan motornya.

"Bawel banget loe ah~ ayoo" Bisma mengalungkan tangan kanannya dileher Christy. Merangkul Christy erat dan menariknya untuk masuk ke bar yang sangat lengang itu. Christy hanya diam dan sedikit melirik lingkaran tangan Bisma yang ada dilehernya itu lalu tersenyum dan memeluk pinggang Bisma dengan tangan kirinya.

Bisma langsung mengajak Christy ke belakang bar. Ternyata disana ada tempat yang sungguh sangat romantis apabila digunakan sebagai tempat nge-date.

Christy sempat terperangah saat Bisma tersenyum manis dan melepaskan dekapan tangannya dileher Christy.

"Gimana?" tanya Bisma sambil menaik turunkan alis matanya. Christy seakan terpukau. Suasana gemerlap bar malam itu ternyata menyimpan ke-romantic-an disisi belakangnya. Christy melangkah dan melihat sekeliling itu, ternyata sebuah danau dengan panorama yang indah. Christy tersenyum melihat itu semua.

"Gimana? Bagus gak?" ucap Bisma tiba-tiba yang ada disampingnya dan merangkul leher Christy seperti tadi. Christy yang tadinya bersandar dipagar dan melihat danau itu berbalik dan melempar senyum ke Bisma.

"Bagus. Tumben loe pinter mau ngajak gue makan malem di tempat kayak gini, biasanya di warung nasi goreng depan komplek, ahaha.." tawa Christy sambil duduk di sebuah kursi yang memang hanya ada sebuah meja dan 2 kursi saja disana. Christy melepas tas ungunya lalu mengamati seluas pandangannya.

Bisma terkekeh kecil lalu berjalan dan duduk di kursi dihadapan Christy.

"Ahaha.. Pe-De loe tinggi juga ya ternyata. Gue tuh cuma minta pendapat sama bantuan loe aja, makanya gue ngajak loe kesini" jelas Bisma sambil meletakkan ranselnya didekat kursi yang didudukinya.

Alis mata Christy dengan cepat menaut.

"Maksudnya?" tanya Christy heran. Bisma mengangguk sambil tersenyum, lalu menghadap kearah Christy.

"Gini Chris, rencananya malam ini gue mau nembak Anisa. Kan udah 2 tahun gitu gue ngejar-ngejar dia, dan yaaa loe tau sendiri kan kalau Anisa itu orangnya kayak apa. Levelnya tinggi banget.. Makanya gue ngajak loe kesini buat bantuin gue ngedesain ini, kan selera loe sebanding tuh sama Anisa. Gimana? Mau gak?" jelas sekaligus ucap Bisma melontarkan maksudnya. Christy langsung terdiam saat mendengar ucapan Bisma. Serasa menjadi batu dirinya sekarang. Merasa tidak berarti apa-apa disini, merasa dirinya bukanlah yang pertama.


Sedikit menahan sesak didadanya juga air matanya, Christy mengerjapkan matanya dengan cepat lalu menarik senyum simpul dan mengangguk.

"Haaa gitu dong. Itu kan baru Christy sahabat gue:D ahaaaa.." tawa Bisma sambil mengacak poni rambut Christy. Christy hanya tersenyum miris sambil membenarkan poninya yang diacak Bisma.

"Hanya sebatas teman ternyata..."



***
Malam ini adalah malam minggu yang sangat kelabu bagi Christy. Hanya berdiam didalam kamar, sendirian. Biasanya malam minggu seperti ini dirinya dan Bisma selalu bernyanyi dan menghibur diri dibalkon kamar Christy kalau tidak ya diatap rumah Christy karna memang rumah keduanya berdekatan bahkan mepet.

Namun malam ini terasa berbeda. Christy hanya berdiam dibalkon kamarnya sambil memandangi langit malam yang tak banyak bintang disana. Matanya menatap kosong keatas, suatu sisi hatinya menangis atau juga tersenyum mengingat kini sahabatnya tengah memperjuangkan cintanya.

"Seharusnya aku merasakan bahagia saat dia bahagia, tapi kenapa justru ini yang aku rasa.. Aku tersiksa. Aku sakit. Rasanya aku ingin menolak permintaannya. Rasanya aku ingin berteriak memanggil namanya. Aku ingin dia disini, aku ingin dia menyanyi untukku.. Aku ingin....hiks.. Aku ingin diaa..." tangis Christy lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan kakinya yang ditekuk. Christy meringkuk ditengah dinginnya malam. Terlihat bahunya naik turun karna menahan sesak dihatinya.


"Bukan rasa ini yang aku inginkan Tuhan. Aku sudah mencoba membuangnya tapi kenapa...hiks.. Kenapa engkau makin menguatkan rasa ini. Dia bukan untukku Tuhan.. Dia.. Hikss.. Dia bukan milikku...hiks hiks.." tangis Christy. Ya.. Christy memang memendam rasa kepada pemuda itu. Sosok pemuda yang tak pernah absen mewarnai hidupnya selama 6 tahun ini. Waktu yang tidak singkat. Candaan bahkan tangisan sudah pernah mereka rasakan bersama namun... Sudah jauh-jauh waktu Christy mencoba mengikhlaskan pemuda bernama Bisma itu agar jauh dari hatinya, namun entah apa rasanya tak bisa jauh dari Bisma. Hatinya selalu bergejolak bila dekat Bisma, jantungnya berdegub hebat, darahnya mendesir kuat bahkan bibirnya selalu tertawa bila didekat pemuda itu.


"Aku mohon.. Hilangkan rasa ini Tuhan... Hikss.. Aku mohon.."




***

Saat kau ingat aku... Ku ingat kau..
Saat kau rindu aku..juga rasa..
Ku tau kau slalu ingin denganku..
Ku lakukan yang terbaik yang bisa kulakukan..
Tuhan yang tau.. Ku cinta kau...

***

Bila rasa yang ingin dihapus malah akan semakin terasa bahkan akan terasa sakit. Kendalikan rasa..



Sejak malam itu, Bisma berhasil menaklukkan hati Anisa, wanita pujaannya yang selama 2 tahun terakhir ini dikejar Bisma. Semenjak jadian dengan Anisa seolah Bisma melupakan sosok Christy, sahabatnya. Hampir setiap hari yang dulunya Bisma suka menjemput Christy ke kampus kini sudah tidak, diajak jalan berdua pun juga sudah susah. Jangankan keluar berdua seperti dulu, ditelfon pun jarang Bisma mengangkatnya.

Kali ini Christy berangkat dengan mengayuh sepeda miliknya. Karna jarak kampus dengan komplek rumahnya tidak jauh. Christy memang sosok wanita yang bisa dikatakan tomboy, tidak seperti Anisa yang lebih segala-galanya, maka dari itu tak salah kalau Bisma mengejar cinta Anisa.


Pagi ini dengan sedikit malas sebenarnya, Christy mengeluarkan sepeda-nya. Christy mengalungkan tas ungunya menyilang dibadan lalu memasangkan headphone ungu miliknya, namun tidak disetel lagu karna akan berbahaya.


"Maa.. Christy berangkat" teriak Christy sambil mulai mengayuh sepedanya. Pandangannya sangat lurus kedepan. Telinganya yang ditutup headphone itu membuat orang tak ada yang menyapanya. Christy mengayuh sepeda nya pelan, karna sedang terlarut dalam lamunannya.


***
Christy berjalan santai menuju kelasnya setelah memarkirkan sepedanya. Christy memakai jaket ungunya lalu menyusuri lorong-lorong kampus elit itu. Lagu mellow mengalun dari iphone Christy. Dengan santai dan terkesan dingin Christy memasukkan kedua tangannya kesaku jaket dan terus berjalan lurus.

"Sepi banget.." ucap Christy saat dirinya sudah sampai dikelasnya. Belum ada 10 menit duduk tiba-tiba masuk teman sekelasnya dan memberitahukan bahwa dosen sedang absen mengajar hari itu. Christy mendengus kesal lalu berjalan menuju belakang kampus. Sebuah bukit alang-alang yang menjadi tempatnya bersama Bisma, hanya dia dan Bisma yang tau tempat itu, dan memang sudah perjanjian bahwa hanya Christy dan Bisma yang boleh bermain disana.


***

"Ahahaa... Bisma kamu kok nakal sih. Ini geli tau... Aaaa.. Geli Bisma... Aahahaa..." terdengar tawa renyah Anisa saat Bisma mengusiknya dengan sebuah ilalang. Bisma tertawa lalu mengejar Anisa yang berlari disela tingginya ilalang itu.

"Hey jangan lari... Sini.." teriak Bisma. Terdengar tawa Anisa dan terus berlari sehingga keduanya berkejar-kejaran diantara ilalang putih itu.


***
Christy menapakkan kedua kakinya dihamparan ilalang nan luas itu. Christy menghela nafasnya berat saat mengingat semua kenangannya bersama Bisma, sebelum semua berubah seperti ini.

"Hh~ sepi.. Nyaman.." lirih Christy sambil berjalan lunglai menuju tempat favoritnya. Selama perjalanan mata Christy hanya menatap kosong, memorinya memutar semua kejadian yang terjadi disetiap jalan yang ditapaki Christy, semua kenangannya bersama Bisma.

Setelah beberapa langkah Christy berjalan akhirnya sampailah dirinya disebuah pohon cemara besar dibalik bukit. Dibawah cemara besar itu ada sebuah kursi panjang, biasanya Bisma suka bernyanyi bersamanya disana, bahkan disana juga muncul inspirasi dari lagu-lagu Bisma. Christy tersenyum lalu berjalan mendekati kursi panjang itu, untuk duduk dan melihat hamparan savana yang ada disana, namun belum sampai disana tiba-tiba mata Christy menangkap suatu pandangan.

Upppssss !!!

"Bisma..." lirih Christy lemas. Air matanya mudah membendung, tak lama kemudian air mata itu tumpah. Mengalir dengan sangat halus membelai pipi putih Christy.

Christy langsung berbalik dan duduk bersandar disalah satu pohon yang ada disana. Christy duduk bersandar dan melipat kakinya. Tangannya segera memegang dadanya yang sesak, sangat sesak. Tak bisa dipungkiri bahwa rasa cintanya terhadap Bisma masih sangat kuat. Kini tak bisa lagi Christy menahan tangisnya. Christy meluapkan semuanya. Menangis. Menangis dengan sekencang-kencangnya. Meluapkan semua sesak didadanya agar tak merasakan sakit.


"Hikss.. Kenapa mataku harus melihat ini semua. Kenapa? Aku sakit Tuhan.. Ini lebih sakit dari biasanya...hikss" tangis Christy. Bahunya sudah naik turun, tangisnya semakin menjadi. Apalagi saat memorinya memutar semua kenangan indahnya bersama Bisma.

"Tempat ini hanya khusus untuk kita.."

"Iya Chris.. Selamanya dan selamanya.. Tempat ini lah kenyamanan kita.."

"Inget Chris, kamu gak boleh lupain aku.. Disini udah aku ukir nama kita Chris.."

"Christyyy.... Aku sayang sama kamuuuu...."



"Hiks hiks hikssss...." tangis Christy semakin menjadi saat semua ucapan Bisma terputar lagi diotaknya.

"Aku juga sayang kamu Bisma.. Tapi ternyata sayang kita berbeda. Aku sayang juga cinta sama kamu Biss~" tangis Christy lagi. Christy masih meletakkan kedua telapak tangannya didada. Merasakan sakitnya mencintai namun tak dicintai. Mungkin ini yang namanya 'Mengikhlaskan Cinta'. Merelakan cinta kita bahagia bersama pilihannya dan harus ada korban yang merasakan sakit.

"Hikss.. Aku sayang kamu Bisma...hiksss"







END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar