Kamis, 07 Februari 2013

Aku RANGGA ! Aku Muda, Aku Bisa !

Ini karya pertamaku tahun 2013.
Tahun baru, buka sesuatu dengan yang baru dan pastinya lebih bersemangat :)

Ini cerpen loh.
Baca -> Like -> Coment !!
*

Tittle : Aku RANGGA ! Aku Muda, Aku Bisa !
Genre : Young soul
Cast : Rangga Moela
Author : Arisa Kanagaki
-Cerpen Motivasi-

------------------------------------------------------
Jalan kecil yang berair mungkin akan membuat orang malas untuk melewatinya. Namun jika jalan kecil itu berapi pasti akan banyak orang yang penasaran kenapa jalan itu berapi.
Air dan api.
This is road of live !!
------------------------------------------------------


Hay, aku pemuda kecil yang dulu terbiasa main diantara beberapa kincir angin besar. Dulu aku suka menjilat setiap keju yang aku lihat. Dulu juga, aku menjadi anak yang sangat manja kata mamaku. Ehm.. Tapi sekarang semuanya sudah berubah. Aku sudah menjadi dewasa, aku bukanlah anak kecil berusia 5 tahun lagi yang hanya bisa mendongak dan menengadahkan tangan. Bukan hanya bisa meminta tapi harus bisa memberi.
Yaps. Perkenalkan, aku RANGGA DEWAMOELA SOEKARTA. Aku anak tunggal dari keluarga Soekarta :D Ehm, aku dulu lahir dan besar di negara besar dan maju, Belanda.
Kalian tau? Aku ini sangat manja loh, apalagi sama mama aku. Maklumlah karna aku anak tunggal.
Eits tapi tunggu, bukan itu yang akan aku ceritakan sekarang.
Aku ingin menulis kisahku ini dalam beberapa lembar kertas bergaris ini dengan goresan pena kecil milikku.
Simak yaa..




"Mamaaa...." suara teriakan yang menggema memenuhi seantero ruang rumah itu adalah suaraku, yang bisa di bilang cempreng.

"Aduh Rangga, kenapa sih teriak-teriak. Ini rumah bukan hutan" Ya Begitulah sekiranya ucapan mama yang sedang mengoceh saat aku selalu berteriak ketika masuk rumah.


"Ma, hari ini Rangga mau main boleh?" tanyaku kepada Mama. Mengapa aku bertanya seperti itu? Ya karna mama selalu melarangku pergi keluar rumah tanpa dirinya. Huf~

"Kamu mau kemana Rangga? Dirumah sajalah, mama lagi sibuk. Mendingan kamu bantuin mama dirumah saja, gak usah main" ucap Mama dengan nada bicaranya yang meninggi. Aku sedikit menghela nafasku panjaaaang dan dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Ma.." lirihku memohon. Aku mendekat kearah mama agar bisa lebih mudah merayu mamaku yang satu ini. Aku duduk disampingnya seraya terus memohon.

"Plissss maa.. Rangga cuma mau pergi bentar kok ma, beneran deh cuma bentar" ucapku penuh keyakinan. Menurutku mama ini adalah orang yang baik. Mama pasti akan mengijinkanku pergi. Yes yes yes.

"Gak! Mama bilang gak ya gak!" tegas mama. Aku pun langsung merasa sanga sedih. Mama benar-benar tidak main-main kali ini dengan ucapannya. Aku menunduk lalu melirik kearah jam tangan biru yang melingkar ditangan kananku. Jam 14.39. Oh God! Waktuku tidak banyak. Tinggal beberapa menit lagi aku benar-benar gagal. Aku harus terus membujuk mama.

"Mah, plisss ma ijinin Rangga.
Rangga gak akan ngecewain mama deh, yaaa...plisss ma.." Aku terus memohon. Kali ini tak tanggung-tanggung aku langsung duduk dibawah kaki mama. Aku memeluknya dengan terus memohon, berharap mama memberiku ijin untuk keluar.


Mama terlihat menunduk melirikku. Tatapan matanya yang teduh itu melukiskan bahwa dirinya sungguh sangat lembut. Perlahan mama mengangkat tubuhku dengan memegang kedua bahuku. Kini aku berdiri dihadapan mama. Tatapan mata mama terlihat jelas dipandanganku.


"Yaudah mama ijinin. Tapi inget, kamu gak boleh nekad lagi kayak dulu. Mama gak suka!" ucap Mama dengan nada lembutnya. Aku tersenyum dan mengangguk. Aku tau betul sikap lembut dan tidak tegaan mama ini. Mama mengelus rambutku lembut, aku langsung memeluk dan mencium kedua pipinya.


"Ma, doain Rangga ya" lirihku dalam hati saat dalam pelukan mama.

"Udah kalo mau pergi cepetan sana. Mama mau ke kantor papa. Kamu bawa mobil kamu sendiri aja" ucap Mama seraya melepaskan dekapan hangatnya untuk aku. Aku mengangguk lalu meraih telapak tangan kanannya lalu mencium punggung tangannya itu.

"Rangga berangkat Ma, Assalamualaikum" pamitku kepada Mama. Mama menjawab salamku lalu melambaikan tangan kearahku.

Aku berjalan menuju mobil mewah milikku yang sudah terparkir indah didepan pintu besar istana rumahku ini. Mobil ini juga hasil keringatku.

"Ma, maafin Rangga"




***
Aku sekarang sedang berada disebuah ruangan yang sangat luas. Ruangan in-door ini terlihat sangat megah dan mewah. Aku yang terkesima melihat semua ini seakan tak mampu lagi berkata-kata. Deretan bangku penonton itu benar-benar menjadi sebagian kekagumanku. Aku pun lalu duduk diantara beberapa bangku itu. Aku melihat disana-sini sudah banyak sekali orang berdatangan. Aku segera duduk dikursi paling depan sambil melihat suasana tempat yang sedang aku nikmati sekarang.


BLAP! JEDES... BUM BUM BUM

Tiba-tiba lampu mati. Entah sejak kapan semua kursi yang sepertinya jutaan itu sudah penuh oleh orang. Suara dentuman musik sudah memenuhi gedung besar itu. Lampu yang sengaja dimatikan lalu berganti dengan sorot cahaya lampu besar itu membuat aku mengangguk-angguk mengikuti alunan musiknya. Mataku serasa ikut larut dalam sorotan lampu yang berjalan kesana kemari. Mataku juga menangkap seorang duta idolaku disana. Berdiri dan menyanyi diatas singgasananya. Aku sungguh sangat terpukau.


"Wow! Spectacular perfomance" gumamku. Mataku tak berkedip sedikit pun.



"Bagaimana penampilannya kali ini? Penonton..." teriak seorang host setelah pagelaran penampilan spektakuler itu digelar. Semua penonton menunjukan antusiasnya dengan bersorak-sorai dengan lantangnya.


"Oke oke.
Nah, sekarang saatnya kita lihat performance para peserta audisi SING WITH AGNEZ ini, apakah ada yang mampu menarik perhatian Agnes? Yaps kita lihat saja nanti.
Oke... Kita mulai dari peserta pertama. Hey girls, common.. Tunjukan aksimu.." ucap host itu pasti. Seorang gadis berpenampilan modis menaiki panggung. Clip on yang menempel di pipi kirinya itu menandakan bahwa gadis itu akan perfomance nyanyi juga dance. Wow. Itu sangat hebat bila dia bisa melakukannya.


Aku menikmati setiap penampilan yang tersuguh diatas panggung megah itu sekarang. Sesekali aku melirik ke lain tempat dimana sang punya acara, Agnes Monica, tengah duduk dan memperhatikan setiap perfomance itu dengan seksama. Aku tersenyum dan sangat yakin bahwa dia akan memberikan senyumnya untukku nanti.


"Wow. Semua penampilannya sungguh spektakuler. Agnes? Bagaimana sudah ada yang memikat hati kamu?" ucap host itu seraya melirik kearah Agnes yang sedang duduk dikursinya. Agnes hanya membalasnya dengan seutas senyuman manis saja.


"Ahaha.. Pilihanmu masih bisa kamu tentukan Nes. Sekarang saatnya peserta terakhir. Setelah ini Agnes akan mengumumkan siapa yang terbaik dan yang akan menang kali ini. Kalian siap? Tunggu saja" ucap host itu kemudian berhenti karna jeda nafasnya yang sangat memburu karna semangatnya juga memburu.

"Give applause for Rangga Moela...
Common Rangga, tunjukan ke Agnes kalau kamu pantas dipilihnya"


Suara teriakan host itu langsung membuat aku berdiri dari dudukku lalu mengambil tempat untuk naik ke atas panggung megah itu. Jujur, ini bukan kali pertama aku berdiri diatas panggung sebesar dan semegah ini. Tapi, kali ini yang membuat berbeda adalah aku yang berada dipandangan langsung seorang idolaku. Ah.. Rasanya deg-degan bercampur seneng.



*

"Yaaa... Mana tepuk tangannya untuk Rangga.
Wah penutupan yang sangat bagus ya.. Rangga, good job boys!"

Setelah lirik terakhir laguku juga hembusan nafasku, host muda itu langsung berlari naik keatas panggung dengan semangatnya lalu menepuk pundak kananku. Aku tersenyum dan mengangguk sambil menyetabilkan nafasku.


"Oke Agnes. Sekarang giliranmu" host itu melihat kearah Agnes da menginstruksikan sesuatu. Agnes membalasnya dengan gerakan tangan lalu beranjak dari duduknya dan melangkah menuju ke panggung dimana aku juga tengah berdiri disitu.


"Hey guys" sapa Agnes kepada semua peserta yang ada diatas panggung itu terutama aku. Puluhan orang itu menjawab dengan gugupnya, aku? Aku lebih gugup daripada mereka, kenapa? Karna kini posisi Agnes tepat berada disampingku dan berhasil membuat buluku menaik tegang serta degup jantungku yang berdegup kencang dan kuat.


"Oke. Saya gak akan berbasa-basi.
Jujur. Saya suka gaya kalian semua. Teknik vokal kalian juga bagus semua. Untuk yang pakai dance, lumayan dance kalian lumayan keren dan energik.
Saya suka kalian semua. Tapi, karna tugas saya hanya memilih satu diantara kalian dan itulah yang akan menjadi partner saya kedepannya. Jadi saya ingin benar-benar memilih sesuai persentase kemampuan kalian yang sudah saya lihat dan pertimbangkan.
Oya, kalian perlu ingat. Bahwa yang saya pilih malam ini bukanlah pemenangnya. Ini memang kompetisi, tapi saya tidak mau ada ketidaksukaan antar peserta bahkan benci disini, Jadi saya berusaha bertindak adil" ucap Agnes Monica panjang lebar. Penjelasannya yang penuh makna dan sangat bijaksana itu adalah salah satu yang membuat aku mengaguminya sampai sekarang.


Setelah mengucapkan semua itu, kini Agnes Monica berdiri didepan semua peserta. Matanya terlihat menyapu setiap pandangan yang mengarah kepadanya dari ujung kanan sampai ujung kiri dan terus berbalik lagi. Sampai akhirnya....



"Rangga" panggilnya lantang. Aku segera menatap matanya yang sedang memandangku dalam itu. Perlahan kaki jenjang Agnes itu melangkah mendekati posisi berdiriku.


"Selamat"

ucapan singkat itu diucapkan Agnes kepadaku. Aku yang benar-benar tidak percaya saat itu pun langsung menjabat tangannya dan mengucapkan terima kasih. Agnes tersenyum lalu menarik tanganku untuk maju kearah depan panggung. Kini rasanya aku bagaikan seorang superstar. Berdiri dilihat berjuta pasang mata itu dan berdiri disamping seorang aktris bertalenta yang sudah mendunia ini. Rasanya aku benar-benar sedang bermimpi kali ini.


Agnes menoleh kearahku lalu mengangguk mengisyaratkan sesuatu. Aku pun membalasnya dengan senyuman lalu mengalihkan pandanganku kembali ke audience. Aku mengangkat microphone yang ada ditangan kiriku lalu menarik nafasku panjang. Agnes Monica yang berdiri disamping kananku itu juga mengambil microphonenya dan memulai lagu agar mengalun.


"Le O Le O Le O... Ee...
Le O Le O Le O... Ee...
Ku berhenti pakai hati.. Tak berhenti sampai mati....
Le O Le O Le O.. Eeeh..." nada pertama dimulai oleh Agnes Monica dengan single MUDA terbarunya ini.


"Aku dengar ada yang bicara.. Papa mamaku punya cita-cita..
Dia baru berusia lima namun semangatnya sungguh sempurna.." aku mulai mengikuti alunan musik yang kini membuat aku dan Agnes benar-benar berkolaborasi.


"Never in your live, Let them talk to you like, You can not, Yes You're young but you're right.
Walk your miles, do your part with smile coz you're young" Agnes Monica menyanyikan lirik penuh makna itu dengan menunjuk dadaku dan memberikanku keyakinan.


"Hidupku itu adalah aku bukan kamu dan lagumu. Jangan sama-samakan ku..
Hidupmu itu adalah kamu. Bukan kata tidak mampu tak perduli usiamu..." Aku + Agnes Monica.

Aku Muda... (Agnes)
Aku Muda... (Aku)
Aku Bisa... (Agnes)
Aku Bisa... (Aku)

Tak perlu ragu dengan kau lihat.
Hanya ikuti ku punya jejak.
Kamu yang nakal bikin ku bosan.
Persetan bicara tak karuan.

Yes you're young..
Yes you're young..
You're young...



PROKKK !
PROOKKK !!
PRRROOOKKK !!!

Suara tepuk tangan penonton memenuhi gedung yang besar ini. Suaranya yang membahana seakan mengisi rasa sesak didadaku karna benar-benar nervous rasanya berdiri disini. Agnes menoleh dan tersenyum kearahku dan menepuk pundak kananku.

"Hebat Rangga! Ikuti jalanmu, kejar terus.
Selama kita muda dan bisa semua pasti mudah dan indah.
Selamat berjuang!" pesan Agnes. Aku mengangguk dengan mantap.

"Terimakasih" ucapku kepada Agnes Monica, idolaku itu. Kini kita semua berjalan menuruni panggung. Aku yang sudah mendapatkan kontrak resmi dengan Agnes Monica juga managementnya kini bergegas untuk pulang. Pengalaman tadi benar-benar cambuk keras untuk karirku didunia tarik suara ini.


"Ya aku pasti bisa.
Aku muda, aku bisa :)" Aku segera memacu cepat laju mobil mewahku menuju sebuah istana dimana Raja dan Ratuku tengah menunggu aku pangeran hatinya ini.


***



***
Huf.. Rasanya kini aku sudah melambung keatas langit yang sangat indah dan jauh dari angan. Ini semua nyata ternyata. Bukanlah sebuah mimpi. Kini aku bisa berdiri di tempat yang bisa dikatakan mewah dan elegant setiap saat. Aku senang kini aku benar-benar menjadi seorang superstar seperti Agnes Monica. Aaahh... Rasanya senang juga bangga kepada diriku sendiri.

Hari ini aku ada perfome di sebuah acara elite. Suatu kebanggaan memang tampil diacara ini. Disana, diatas panggung nanti aku akan bernyanyi bersama beberapa artis besar dunia yang sebenarnya jika dulu aku pikir adalah sebuah mimpi kosong.


"Rangga. 10 menit lagi kamu naik" ucap CEO acara itu. Aku mengangguk lalu meraih handphone-ku dan memencet benda itu dengan cepat.


"Ma.. Rangga udah siap. Nanti liat Rangga ya.." ucapku kepada mamaku lewat jalur telfon.

"Iya, semoga lancar ya. Muach.. Good Luck sayang" ucap+semangatnya buatku.

"Oke ma.
Ohya udah ya ma, Rangga mau naik dulu. Muach.. Assalamualaikum" ucapku seraya menutup telfon itu dan menyimpan handphoneku kepada managerku. Yaps. Sekarang hidupku memang sudah berubah seperti apa yang aku cita-citakan sejak dulu.



Aku menaiki panggung itu. Aku mulai bernyanyi. Ku sapa semua audience yang ada di gedung megah itu. Aku juga sempat menyapu pandangan ke semua tempat duduk itu. Aku lihat mama dan papaku ada disalah satu kursi VVIP nya. Aku tersenyum dan melempar pandangan kepada kedua penjagaku itu.


Lagu ku selesai. Sekali perfome aku langsung menyanyikan 3 lagu, dan spektakulernya adalah aku kebagian lagunya Agnes Monica. Idolaku sendiri. Entah kenapa aku juga tidak tau. Padahal setauku, Agnes tak bisa hadir diacara ini karna sesuatu hal.

Setelah beberapa jam kemudian akhirnya sampailah dipenghujung acara. Mataku yang sudah sedikit menyipit karna waktu juga sudah menunjukan pukul 00.05 itu membuatku harus lebih ekstra membuka mataku.

Kini saatnya lagu terakhir yang akan dinyanyikan semua pengisi acara kali ini, termasuk aku. Lagu HEAL THE WORLD (Michael Jackson) sudah selesai kami semua nyanyikan. Semua yang ada disitu juga ikut bernyanyi tadi. Lalu semuanya mengheningkan cipta barang beberapa menit lalu semua pengisi acara saling merangkul dan membungkukkan badan.

Saat suasana hening karna sudah berakhir tiba-tiba..



BLAP!!
Lampu yang sedari tadi menerangi kami semua disitu pun mati. Semua panik dibuatnya. Suasana menjadi gelap gulita. Tiba-tiba dari arah atas, dari pintu masuk tepatnya, terlihat ada secercah cahaya kecil. Cahaya yang remang itu perlahan mendekat dan kemudian terdengar suara dentingan piano.


"Happy birthday to you..
Happy birthday to you..
Happy birthday...
Happy Birthday...
Happy Birthday.... RANGGA"

Suara itu?
Oh God! Aku benar-benar tercengang. Ternyata yang berjalan dengan membawa cahaya remang itu tadi ternyata idolaku, Agnes Monica.
Agnes berjalan kearah panggung dengan membawa sebuah kue ulang tahun bertuliskan angka 25. Dibelakangnya aku lihat Mama dan Papaku juga ada disana. Aku menangis terharu.

Perlahan, satu-persatu lampu mulai hidup kembali meskipun tak seterang sebelumnya karna sengaja dibuat sedikit remang. Kini, lagu happy birthday memenuhi ruang gedung ini. Semua pengisi acara ternyata juga tau semua ini. Mereka juga ikut menyiapkannya untuk aku. Sungguh aku benar-benar tak bisa berkata-kata lagi. Aku hanya bisa menitikkan air mata haru saat ini.

Puluhan balon kini berjatuhan dari langit-langit panggung. Aku melihat banyak sekali kue ulang tahun berjejer di depanku sekarang. Aku meniup lilin 25 nya itu satu persatu.


"Selamat Ulang Tahun Rangga..
25 kue ulang tahun untuk 25 tahun perjalanan hidup kamu selama ini" ucap Agnes Monica kepadaku. Aku menangis namun dengan segera aku menghapus air mataku.

"Terimakasih semua..
Terimakasih Agnes.. Semuanya juga karna bantuan dan semua yang kamu ajarkan kepada aku selama ini.
Terimakasih..
Rasanya aku bukan apa-apa selama 25 tahun ini tanpa bantuan kalian.
Papa, Mama.. Makasih juga" ucapku dengan haru. Aku mengucapkan terima kasih kepada mereka semua. Aku langsung berhamburan kearah papa dan mama yang berdiri disitu. Aku menangis dalam pelukan mereka.


"Kak Rangga.." Aku mendengar sayup panggilang kearahku. Aku segera melepaskan pelukanku kepada Mama lalu menoleh kearah panggilan itu.


"Ini kue ke-25 untuk Kak Rangga. Semoga Kak Rangga semakin sukses lagi. Semoga terus bersinar dan terus bersinar lagi" ucap kelima bocah itu kepadaku. Aku segera berlari kecil menghampiri mereka.


"Terimakasih untuk kalian juga..
Kalian juga semangatku didunia ini, terus support aku ya.. Terimakasih..." ucapku seraya meniul lilin 25 diatas kue bergambar doraemon, anime kesukaanku itu.


"Kalian semua semangatku. Kalian inspirasiku. Kalian juga kebanggaanku.
Aku muda.. Aku akan lakukan semuanya sebelum aku renta.
Aku bisa.. Aku tak akan pernah menyerah juga mengeluh.
Aku tak mau mengecewakan kalian yang sudah mendukungku selama ini...
Aku Muda, Aku Bisa..."




-END-





Yeee...
Happy 25th SPECTA Birthday kak Rangga Moela.
Ini cerpen buat kakak :D
Semua doa dari aku udah aku curahin lewat cerpen itu. Happy Birthday papa Bento :D :* {}

#25pectaRANGGA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar