Kamis, 07 Februari 2013

Bisma.. Kami sayang kamu... part^2

Part 2 ...
Happy reading :)


--------
Desa Sumedang yang terkenal sangat asri dan sejuk itu kini terlihat sedang aktif dengan aktivitas para warganya. Semua orang tengah asyik dengan kesibukannya masing-masing, menjalankan kewajibannya sebagai makhluk sosial.
Tak berbeda pula dengan Ati. Ibu muda ini terlihat sedang asyik ngerumpi dengan tetangga-tetangganya. Sedangkan si kecil Rian sedang asyik mendengarkan percakapan sang bunda yang menurutnya menarik.
"Aduh.. Rian lucu banget sih kamu sayang.. Muach muach" ucap salah satu tetangga Ati yang bernama Wiwik itu. Sedari tadi Wiwik sibuk menciumi kedua pipi Rian yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Iya nih.. Lucu banget..
Rian.. Rian.. Senyum dong senyumnya mana? Gantengnya mana hayoo??" goda tetangga Ati yang satu lagi. Wanita seumuran Ati yang bernama Puji ini terlihat sedang menggoda si kecil Rian. Entah mungkin Rian paham akan perkataan Puji itu atau apa, tapi Rian terlihat menyunggingkan senyum manisnya kepada semua orang yang sedari tadi bermain dengan tangan mungil dan pipi kecilnya.
"Yee si Rian ketawa Ti.. Anak kamu narsis juga ya ternyata..haha" ucap Wiwik disertai gelak tawa. Ati dan Puji juga ikut tertawa bersamanya. Ati tertawa kecil sambil mengelus kepala Rian. Rian pun tak mau kalah dengan ketiga wanita dihadapannya itu. Rian terlihat mengibas-ngibaskan tangan mungilnya kearah sang bunda dan kedua sahabat ibundanya itu.
"Yeee ikut-ikutan lagi..
Muach.. Cium lagi nih" gemas Wiwik dengan sekali lagi mencium pipi kanan Rian.
***
Hari berganti minggu, Minggu berganti bulan, dan bulan pun terus berjalan dengan cepatnya. Rian yang kini sudah berumur 1 tahun itu kini mulai lincah dengan aksi-aksinya yang semakin menggemaskan.
Ati terlihat senang melihat kondisi Rian yang seperti ini. Senyum kebahagiaan selalu terpancar dari bibirnya saat melihat kondisi Rian yang sehat itu. Namun tak jarang juga hatinya meraung saat melihat kondisi Rian yang setiap malam menggigil kedinginan dan sulit bernafas. Hal itu seakan ikut menyiksa diri Ati.
Malam ini, desa Sumedang kembali diguyur hujan deras, bahkan kali ini hujan itu turun bersama badai yang hebat. Suara petir yang memekakkan telinga itu juga semakin membuat hati Ati menciut. Di dalam buaiannya, si kecil Rian terus menangis dengan meronta-rontakan tubuh kecilnya itu dari gendongan sang bunda. Tangisnya semakin pecah saat terdengar suara petir dari luar.
"Yaampun Rian.. Bobok yuk sayang, ini udah malem banget..
Cupcupcup.." ucap Ati sambil terus menimang Rian dan menenangkan putranya itu.
Tangis Rian tak juga berkurang. Bahkan kini tangisnya semakin menjadi. Ati terus menimang buah hatinya ini dengan sepenuh hati.
2 jam hujan badai itu mengguyur desa Sumedang. Tepat tengah malam hujan itu mereda, tinggal rintik-rintik kecil yang masih mengguyur desa itu. Ati tengah sibuk mengelus rambut Rian sambil menyanyikan kecil lagu Nina Bobo untuk menidurkan sang putra. Si kecil Rian akhirnya terlelap dalam tidurnya. Tangisnya sudah tak lagi terdengar. Kini Ati sudah bisa tidur nyenyak, apalagi badannya sudah terasa capek.
***
Pagi hari mulai menyongsong. Cahaya matahari mulai memasuki celah-celah kamar Ati, membuat ibu muda ini terusik dan kemudian membuka matanya. Dirinya tersenyum tipis saat melihat jagoan kecilnya masih terlelap disampingnya.
Ati pun segera beranjak menuju kamar mandi untuk mandi pagi. Setelah selesai dirinya langsung beranjak membangunkan si kecil Rian lalu memandikan putra kecilnya itu.
Saat Ati sedang asyik memakaikan pakaian kepada tubuh kecil Rian tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya seperti ada yang memencet.
Dengan langkah yang tak begitu cepat, Ati berjalan menuju pintu utama villanya dengan Rian yang berada dalam gendongannya.
'Ceklek...'
Pintu villa itu mulai di buka oleh Ati. Terlihat sosok pria dengan satu buah koper besar berdiri tepat didepannya setelah pintu dibukanya.
"Mas Kar..." pekik Ati tak percaya saat melihat sang suami telah berdiri didepan matanya.
"Mas kok pulang gak kasih kabar sih?" tanya Ati setelah meraih tangan suaminya dan mencium tangannya layaknya istri-istri pada umumnya.
"Surprise dong sayang.." ucap Karyana, suami Ati seraya menyunggingkan senyumannya untuk sang istri.
"Yaudah silahkan masuk Mas.. Mas pasti capek" ucap Ati mempersilahkan sambil tangan kanannya bergerak untuk menarik koper yang ada di samping suaminya, sedangkan Rian masih berada di tangan kirinya.
"Udah gak usah biar aku aja" ucap Karyana. Ati tersenyum dan mengangguk.
***
"Besok kita ke Bandung" ucap Karyana kepada sang istri yang tengah duduk disampingnya yang sedang memijit pundaknya itu.
"Kok buru-buru Mas.. Mas kan baru pulang, emang gak capek?" tanya Ati seraya menghentikan aktivitasnya dan duduk menghadap kepada sang suami yang tengah asyik bermain dengan si kecil Rian.
"Aku mau Rian cepet sembuh sayang..
Lagian aku juga udah cerita ke Ibu di Bandung, dan Ibu dukung aku untuk keputusanku untuk nginep kembali kesana" jelas Karyana sambil terus main dengan si kecil Rian. Rian yang sejak tadi bermain dengan sang ayah pun terlihat sangat bahagia. Tawa kecilnya sesekali terdengar terlontar dari mulut kecilnya.
"Terserah Mas aja gimana baiknya. Kalau aku mah ikut aja, Mas kan kepala keluarganya" ucap Ati. Karyana tersenyum mengahadap ke Ati dan kembali bermain dengan Rian.
***
Hari ini, keluarga kecil Karyana sudah sampai dirumah besar yang berada di kota Bandung. Rumah tempat tinggal keduanya dulu sebelum mereka memiliki Rian. Rumah milik orang tua Karyana yang sebenarnya sudah diberikan kepada Karyana dan Ati, tapi keduanya menolak dan lebih memilih hidup mandiri di Sumedang.
"Rian.. Rian sayang.. Main yuk sama Oma" ucap Ibu Cici, ibu dari Karyana dan ibu mertua dari Ati.
"Yaudah main yuk Oma" ucap Karyana dengan lucunya menirukan suara anak kecil. Nenek Cici itu akhirnya tertawa melihat ulah anaknya itu.
Nenek dan cucu itu bermain dengan asyiknya. Bahkan sampai asyiknya sampai lupa waktu. Kebahagiaan nenek Cici bertambah saat datangnya Rian, cucu laki-laki pertamanya yang sangat lincah dan pintar menurutnya.
"Ibu.. Rian boleh bobok gak? Rian udah ngantuk" ucap Ati dengan suara yang dibuat-buat layaknya anak kecil yang berbicara. Ati melihat Rian yang sudah menguap itu memang terlihat sangat capek. Sementara nenek Cici justru menunjukkan raut wajah sedinya saat Ati mengambil Rian untuk tidur.
"Yaudah, Rian bobok ya.. Selamat tidur sayang, mimpi yang indah ya....muach" ucap nenek Cici seraya mengecup kening Rian.
Ati pun menerima Rian dari gendongan nenek Cici. Rian yang sedari tadi sudah menguap itu langsung tertidur saat sang bunda merobohkannya diatas ranjang tidurnya. Tidurnya langsung lelap.
Ati yang sudah menidurkan Rian itu kemudian menghampiri sang suami yang masih asyik melihat acara televisi bersama mertuanya di ruang keluarga. Terlihat ada obrolan yang serius diantara Karyana dan sang ibu.
"Serius amat yah.." ucap Ati seraya duduk disamping kanan Ati.
"Ini ayah lagi bicara sesuatu sama Ibu" jawab Karyana sambil menatap Ati.
"Ngomongin apa yah?" tanya Ati yang mulai penasaran.
"Begini Ati..
Ibu punya usul, gimana kalau kalian ganti namanya Rian" ucap nenek Cici terpotong karena beliau meraih cangkir teh yang ada didepannya kemudian meneguk isinya.
"Maksud ibu?" tanya Ati bertambah bingung dengan ucapan ibu mertuanya itu. Karyana masih saja fokus kepada layar televisinya.
"Begini Ati..
Menurut orang-orang tua dulu, kalau anak kecil gampang sakit-sakitan itu harus diganti namanya dengan nama yang lebih kuat dengan harapan dia bisa hidup dengan lebih sehat dari sebelumnya" jelas nenek Cici. Karyana dan Ati mendengarkan betul-betul petuah orang tuanya itu. Karyana terlihat mengangguk-mengangguk kecil menanggapi ucapan ibunya, sedangkan Ati masih memasang wajah bingung.
"Tapi bu, kira-kira nama Rian dirubah jadi siapa ya?" tanya Ati kepada ibu mertuanya.
Semua orang terlihat diam. Raut wajah masing-masing diantaranya terlihat sedang memutar otak untuk mencari nama yang cocok untuk merubah nama Rian. Suasana hening.
Dan...
"BISMA..
BISMA KARISMA" ucap nenek Cici sambil menaikkan nada bicaranya.
"Bisma??" ucap Karyana dan Ati bersamaan.
"Iya. Bisma.
Bisma itu nama salah satu penokohan wayang yang terkenal sangat kuat. Dirinya yang kuat dan baik, tak terkalahkan dan tak sombong. Ibu pikir nama itu cocok buat Rian yang punya dasar anak yang lincah" jelas nenek Cici kepada Karyana dan Ati.
"Bagus bu, bagus juga. Siapa tau dengan nama itu, Rian eh Bisma bisa lebih kuat, dan berguna untuk semua orang" ucap+harap Karyana.
"Iya yah, bu.. Aku juga setuju" setuju Ati juga.
"Yasudah, besok kita adakan doa bersama untuk penggantian nama Bisma. Mending sekarang kalian tidur, ibu juga mau tidur. Udah ngantuk" ucap nenek Cici seraya berlalu dari ruang keluarga dan meninggalkan sepasang suami-istri yang masih duduk disana.
Ati dan Karyana mengangguk dan tersenyum kearah nenek Cici.
"BISMA KARISMA... Nama yang bagus ya yah, semoga Bisma bisa besar sesuai dengan harapan kita ya yah :)" ucap Ati seraya memeluk Karyana, suaminya.
Coment yaaaa semua :)
Tunggu part 3 dan 4 nya :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar