Part 2 ...
Happy reading :)
Happy reading :)
--------
Desa Sumedang yang terkenal sangat asri dan sejuk itu kini terlihat
sedang aktif dengan aktivitas para warganya. Semua orang tengah asyik
dengan kesibukannya masing-masing, menjalankan kewajibannya sebagai
makhluk sosial.
Tak berbeda pula dengan Ati. Ibu muda ini terlihat sedang asyik
ngerumpi dengan tetangga-tetangganya. Sedangkan si kecil Rian sedang
asyik mendengarkan percakapan sang bunda yang menurutnya menarik.
"Aduh.. Rian lucu banget sih kamu sayang.. Muach muach" ucap salah
satu tetangga Ati yang bernama Wiwik itu. Sedari tadi Wiwik sibuk
menciumi kedua pipi Rian yang menurutnya sangat menggemaskan.
"Iya nih.. Lucu banget..
Rian.. Rian.. Senyum dong senyumnya mana? Gantengnya mana hayoo??"
goda tetangga Ati yang satu lagi. Wanita seumuran Ati yang bernama Puji
ini terlihat sedang menggoda si kecil Rian. Entah mungkin Rian paham
akan perkataan Puji itu atau apa, tapi Rian terlihat menyunggingkan
senyum manisnya kepada semua orang yang sedari tadi bermain dengan
tangan mungil dan pipi kecilnya.
"Yee si Rian ketawa Ti.. Anak kamu narsis juga ya ternyata..haha"
ucap Wiwik disertai gelak tawa. Ati dan Puji juga ikut tertawa
bersamanya. Ati tertawa kecil sambil mengelus kepala Rian. Rian pun tak
mau kalah dengan ketiga wanita dihadapannya itu. Rian terlihat
mengibas-ngibaskan tangan mungilnya kearah sang bunda dan kedua sahabat
ibundanya itu.
"Yeee ikut-ikutan lagi..
Muach.. Cium lagi nih" gemas Wiwik dengan sekali lagi mencium pipi kanan Rian.
***
Hari berganti minggu, Minggu berganti bulan, dan bulan pun terus
berjalan dengan cepatnya. Rian yang kini sudah berumur 1 tahun itu kini
mulai lincah dengan aksi-aksinya yang semakin menggemaskan.
Ati terlihat senang melihat kondisi Rian yang seperti ini. Senyum
kebahagiaan selalu terpancar dari bibirnya saat melihat kondisi Rian
yang sehat itu. Namun tak jarang juga hatinya meraung saat melihat
kondisi Rian yang setiap malam menggigil kedinginan dan sulit bernafas.
Hal itu seakan ikut menyiksa diri Ati.
Malam ini, desa Sumedang kembali diguyur hujan deras, bahkan kali
ini hujan itu turun bersama badai yang hebat. Suara petir yang
memekakkan telinga itu juga semakin membuat hati Ati menciut. Di dalam
buaiannya, si kecil Rian terus menangis dengan meronta-rontakan tubuh
kecilnya itu dari gendongan sang bunda. Tangisnya semakin pecah saat
terdengar suara petir dari luar.
"Yaampun Rian.. Bobok yuk sayang, ini udah malem banget..
Cupcupcup.." ucap Ati sambil terus menimang Rian dan menenangkan putranya itu.
Tangis Rian tak juga berkurang. Bahkan kini tangisnya semakin menjadi. Ati terus menimang buah hatinya ini dengan sepenuh hati.
2 jam hujan badai itu mengguyur desa Sumedang. Tepat tengah malam
hujan itu mereda, tinggal rintik-rintik kecil yang masih mengguyur desa
itu. Ati tengah sibuk mengelus rambut Rian sambil menyanyikan kecil lagu
Nina Bobo untuk menidurkan sang putra. Si kecil Rian akhirnya terlelap
dalam tidurnya. Tangisnya sudah tak lagi terdengar. Kini Ati sudah bisa
tidur nyenyak, apalagi badannya sudah terasa capek.
***
Pagi hari mulai menyongsong. Cahaya matahari mulai memasuki
celah-celah kamar Ati, membuat ibu muda ini terusik dan kemudian membuka
matanya. Dirinya tersenyum tipis saat melihat jagoan kecilnya masih
terlelap disampingnya.
Ati pun segera beranjak menuju kamar mandi untuk mandi pagi.
Setelah selesai dirinya langsung beranjak membangunkan si kecil Rian
lalu memandikan putra kecilnya itu.
Saat Ati sedang asyik memakaikan pakaian kepada tubuh kecil Rian
tiba-tiba terdengar suara bel rumahnya seperti ada yang memencet.
Dengan langkah yang tak begitu cepat, Ati berjalan menuju pintu utama villanya dengan Rian yang berada dalam gendongannya.
'Ceklek...'
Pintu villa itu mulai di buka oleh Ati. Terlihat sosok pria dengan
satu buah koper besar berdiri tepat didepannya setelah pintu dibukanya.
"Mas Kar..." pekik Ati tak percaya saat melihat sang suami telah berdiri didepan matanya.
"Mas kok pulang gak kasih kabar sih?" tanya Ati setelah meraih
tangan suaminya dan mencium tangannya layaknya istri-istri pada umumnya.
"Surprise dong sayang.." ucap Karyana, suami Ati seraya menyunggingkan senyumannya untuk sang istri.
"Yaudah silahkan masuk Mas.. Mas pasti capek" ucap Ati
mempersilahkan sambil tangan kanannya bergerak untuk menarik koper yang
ada di samping suaminya, sedangkan Rian masih berada di tangan kirinya.
"Udah gak usah biar aku aja" ucap Karyana. Ati tersenyum dan mengangguk.
***
"Besok kita ke Bandung" ucap Karyana kepada sang istri yang tengah duduk disampingnya yang sedang memijit pundaknya itu.
"Kok buru-buru Mas.. Mas kan baru pulang, emang gak capek?" tanya
Ati seraya menghentikan aktivitasnya dan duduk menghadap kepada sang
suami yang tengah asyik bermain dengan si kecil Rian.
"Aku mau Rian cepet sembuh sayang..
Lagian aku juga udah cerita ke Ibu di Bandung, dan Ibu dukung aku
untuk keputusanku untuk nginep kembali kesana" jelas Karyana sambil
terus main dengan si kecil Rian. Rian yang sejak tadi bermain dengan
sang ayah pun terlihat sangat bahagia. Tawa kecilnya sesekali terdengar
terlontar dari mulut kecilnya.
"Terserah Mas aja gimana baiknya. Kalau aku mah ikut aja, Mas kan
kepala keluarganya" ucap Ati. Karyana tersenyum mengahadap ke Ati dan
kembali bermain dengan Rian.
***
Hari ini, keluarga kecil Karyana sudah sampai dirumah besar yang
berada di kota Bandung. Rumah tempat tinggal keduanya dulu sebelum
mereka memiliki Rian. Rumah milik orang tua Karyana yang sebenarnya
sudah diberikan kepada Karyana dan Ati, tapi keduanya menolak dan lebih
memilih hidup mandiri di Sumedang.
"Rian.. Rian sayang.. Main yuk sama Oma" ucap Ibu Cici, ibu dari Karyana dan ibu mertua dari Ati.
"Yaudah main yuk Oma" ucap Karyana dengan lucunya menirukan suara
anak kecil. Nenek Cici itu akhirnya tertawa melihat ulah anaknya itu.
Nenek dan cucu itu bermain dengan asyiknya. Bahkan sampai asyiknya
sampai lupa waktu. Kebahagiaan nenek Cici bertambah saat datangnya Rian,
cucu laki-laki pertamanya yang sangat lincah dan pintar menurutnya.
"Ibu.. Rian boleh bobok gak? Rian udah ngantuk" ucap Ati dengan
suara yang dibuat-buat layaknya anak kecil yang berbicara. Ati melihat
Rian yang sudah menguap itu memang terlihat sangat capek. Sementara
nenek Cici justru menunjukkan raut wajah sedinya saat Ati mengambil Rian
untuk tidur.
"Yaudah, Rian bobok ya.. Selamat tidur sayang, mimpi yang indah ya....muach" ucap nenek Cici seraya mengecup kening Rian.
Ati pun menerima Rian dari gendongan nenek Cici. Rian yang sedari
tadi sudah menguap itu langsung tertidur saat sang bunda merobohkannya
diatas ranjang tidurnya. Tidurnya langsung lelap.
Ati yang sudah menidurkan Rian itu kemudian menghampiri sang suami
yang masih asyik melihat acara televisi bersama mertuanya di ruang
keluarga. Terlihat ada obrolan yang serius diantara Karyana dan sang
ibu.
"Serius amat yah.." ucap Ati seraya duduk disamping kanan Ati.
"Ini ayah lagi bicara sesuatu sama Ibu" jawab Karyana sambil menatap Ati.
"Ngomongin apa yah?" tanya Ati yang mulai penasaran.
"Begini Ati..
Ibu punya usul, gimana kalau kalian ganti namanya Rian" ucap nenek
Cici terpotong karena beliau meraih cangkir teh yang ada didepannya
kemudian meneguk isinya.
"Maksud ibu?" tanya Ati bertambah bingung dengan ucapan ibu mertuanya itu. Karyana masih saja fokus kepada layar televisinya.
"Begini Ati..
Menurut orang-orang tua dulu, kalau anak kecil gampang
sakit-sakitan itu harus diganti namanya dengan nama yang lebih kuat
dengan harapan dia bisa hidup dengan lebih sehat dari sebelumnya" jelas
nenek Cici. Karyana dan Ati mendengarkan betul-betul petuah orang tuanya
itu. Karyana terlihat mengangguk-mengangguk kecil menanggapi ucapan
ibunya, sedangkan Ati masih memasang wajah bingung.
"Tapi bu, kira-kira nama Rian dirubah jadi siapa ya?" tanya Ati kepada ibu mertuanya.
Semua orang terlihat diam. Raut wajah masing-masing diantaranya
terlihat sedang memutar otak untuk mencari nama yang cocok untuk merubah
nama Rian. Suasana hening.
Dan...
"BISMA..
BISMA KARISMA" ucap nenek Cici sambil menaikkan nada bicaranya.
"Bisma??" ucap Karyana dan Ati bersamaan.
"Iya. Bisma.
Bisma itu nama salah satu penokohan wayang yang terkenal sangat
kuat. Dirinya yang kuat dan baik, tak terkalahkan dan tak sombong. Ibu
pikir nama itu cocok buat Rian yang punya dasar anak yang lincah" jelas
nenek Cici kepada Karyana dan Ati.
"Bagus bu, bagus juga. Siapa tau dengan nama itu, Rian eh Bisma
bisa lebih kuat, dan berguna untuk semua orang" ucap+harap Karyana.
"Iya yah, bu.. Aku juga setuju" setuju Ati juga.
"Yasudah, besok kita adakan doa bersama untuk penggantian nama
Bisma. Mending sekarang kalian tidur, ibu juga mau tidur. Udah ngantuk"
ucap nenek Cici seraya berlalu dari ruang keluarga dan meninggalkan
sepasang suami-istri yang masih duduk disana.
Ati dan Karyana mengangguk dan tersenyum kearah nenek Cici.
"BISMA KARISMA... Nama yang bagus ya yah, semoga Bisma bisa besar
sesuai dengan harapan kita ya yah :)" ucap Ati seraya memeluk Karyana,
suaminya.
Coment yaaaa semua :)
Tunggu part 3 dan 4 nya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar